Friday 17 November 2017

Model średnia średnia adalah


Metode ARIMA dibagi kedalam tiga kelompok model liniowy z szeregiem czasowym, yaitu: model autoregresyjny (AR), model średniej ruchomej (MA) model dan campuran yang memiliki karakteristik kedua model di atas yaitu autoregressive zintegrowana średnia ruchoma (ARIMA). 1) Model autoregresyjny (AR) Suatu persamaan linier dikatakan sebagai model autoregresyjny jika model tersebut menunjukan Zt sebagai fungsi linier dari sejumlah Zt aktualny kurun waktu sebelumnya bersama z kesalahan sekarang. Model modelu Bentuk z wbudowanym modelem AR (p) ATA ARIMA (p, d, 0) secara umum adalah: Z t dane szereg czasowy sebagai variabel dependen pada waktu ke-t Z tp dane szereg czasowy pada kurun waktu ke - (tp ) b 1. Parametr bp autoregresyjny i nilai kesalahan pada kurun waktu ke - t 2) Model średniej ruchomej (MA) Berbeda z ruchomą średnią modelem yang menunjukkan Zt sebagai fungsi linier dari sejumlah Zt aktualny kurun waktu sebelumnya, średnia ruchoma model menunjukkan nilai Zt berdasarkan kombinasi kesalahan linier masa lalu (lag). Model Bentuk in in dengan ordo q atau MA (q) atau model ARIMA (0, d, q) secara umum adalah: Z t data szereg czasowy sebagai variabel dependen pada waktu ke-t c 1. c q parametr-parametr średnia ruchoma e t-q nilai kesalahan pada kurun waktu ke - (t-q) Terlihat dari model bahwa Zt merupakan rata-rata tertimbang kesalahan sebanyak q periode lalu yang digunakan dla modelu średniej ruchomej. Jika pada suatu model digunakan dua kesalahan masa lalu maka dinamakan ruchoma średnia model tingkat 2 atau MA (2). 3) Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) Sebuah model seria czasowa digunakan berdasarkan asumsi bahwa dane czasowe seria yang digunakan harus stasioner yang artinya rata-rata variasi dari yaks dimaksud konstan. Tapi hal ini tidak banyak ditemui dalam banyak danych szereg czasowy yang ada, mayoritas merupakan dane yang tidak stasioner melainkan zintegrowane. Data yang zintegrowane w trybie mobilnym produkuje losowe statyki yang seringkali tak dapat dijelaskan z baik oleh autoregressive model saja atau średnia ruchoma model saja dikarenakan proses tersebut mengandung keduanya. Oleh karena itu campuran kedua model yang disebut autoregressive zintegrowana średnia ruchoma (ARIMA) menjadi lebih efektif menjelaskan proses itu. Pada model campuran ini seria stasioner merupakan fungsi linier dari nilai lampau beserta nilai sekarang dan kesalahan lampaunya. Bentuk umum model ini adalah: Z t data szereg czasowy sebagai zmienna zależność pada waktu ke-t Z tp data szereg czasowy pada kurun waktu ke - (tp) e tq nilai kesalahan pada kurun waktu ke - (tq) Proza autoregresyjna zintegrowana średnia ruchoma secara umum dilambangkan z ARIMA (p, d, q), dimana: p. menunjukkan ordoderajat autoregressive (AR) d. adalah tingkat proses różnicujące q. menunjukkan ordoderajat średnia krocząca (MA) Metode Box - Jenkins (ARIMA) Metode peramalan sai ini cukup banyak z berbagai kelebihan masing-masing. kelebihan ini bisa mencakup variabel yang digunakan dan jenis data time serinya. nah, dalam penentuan peramalan terbaik ini cukup sulit. tapi salah satu tehnik peramalan paling sering digunakan adalah ARIMA (autoregresif integreded średnia ruchoma). ARIMA ini sering juga disebut metode runtun waktu box-jenkins. Dalam pembahasan kali ini kita akan sedikit membahas ARIMA. Model ARIMA model adiustyczny Yang secara penuh mengabaikan independen varibel dalam pembuatan peramalan. ARIMA menggunakan nilai masa lalu dan sekarang dari variabel zależne od menghasilkan peramalan jangka pendek yang akurat. namun untuk peramalan jangka panjang ketepatan peramalannya kurnag baik. Tujuan ARIMA dla mężczyzn, mężczyzn i mężczyzn, statystyk i innych zabawek, wykonanych ręcznie, z nilai historis variabel tersebut, sehingga peramalan, dapat, z modelu tersebut. ARIMA digunakan untunk suatu variabel (univariate) deret waktu. do systemu zarządzania modelami ARIMA dapat digunakan berbagai aplikasi diantaranya EViews, Minitab, SPSS, dll. dalam pembahasan kali ini menggunakan aplikai EViews 6.0. Klasifikasi model ARIMA: Model ARIMA dibagi dalam 3 unsur, yaitu: model autoregresif (AR), średnia ruchoma (MA), dan Integreted (I). ketiga unsur ini bisa dimodifikasi sehingga membentuk model baru. średnia średnia ruchoma (ARMA). namun, apabila mau dibuat dalam bentuk umumnya menjadi ARIMA (p, d, q). p menyatakan ordo AR, d menyatakan ordo Integreted dan q menyatakan ordo moving avirage. apabila modelnya menjadi AR maka model umumnya menjadi ARIMA (1,0,0). do lebih jelasnya berikut dijelaskan do masowania-masing unsur. Autoregresif bentuk umum dari model autoregresif z ordo p (AR (p)) model atau ARIMA (P, 0,0) dinyatakan sebagai beikut: maksud dari autoregresif yaitu nilai X dipengaruhi oleh nilai x periode sebelumnya hingga periode ke-p. jadi yang berpengaruh disini adalah variabel itu sendiri. Średnia ruchoma bentuk umum dari model średnia ruchoma z ordo q (MA (q)) atau model ARIMA (0,0, q) dinyatakan sebagai beriku: maksud dari średnia krocząca yaitu nilai variabel x dipengaruhi oleh błąd dari varibel x tersebut. Integreted bentuk umum dari model integreted z ordo d (I (d)) atau model ARIMA (0, d, 0). integreted disini adalah menyatakan różnica danych dari. maksudnya bahwa dalam membuuat model ARIMA syarat keharusan yang harus dipenuhi adalah stasioneritas data. apabila data stasioner pada poziom maka ordonya sama dengan 0, namun apabila stasinger pada inna pertama maka ordonya 1, dst. Model ARIMA dibagi dalam 2 bentuk. yaitu model ARIMA tanpa musiman dan model ARIMA musiman. model ARIMA tanpa musiman merupakan model ARIMA yang tidak dipengaruhi oleh faktor waktu musim. bentuk umum dapat dinyatakan dalam persamaan berikut. sedangkan ARIMA musiman merupakan model ARIMA yang dipengaruhi oleh faktor waktu musim. model ini biasa disebut Season ARIMA (SARIMA). bentuk umum dinyatakan sebagai berikut. Adapun tahap-tahapan pembuatan model ARIMA: 1. identifikasi model tentatif (sementara) 2. parametr Pendugaan 3. cek diagnostyka 1. Identifikasi Pada tahap ini kita akan mencari atau menetukan p, d, dan q. penentuan p dan q dengan bantuan korelogram autokorelasi (ACF) dan korelogram autokorelasi parsial (PACF). Sedangkan 8216d8217 ditentukan dari tingkat stasioneritasnya. ACF disini mengukur korelasi antara pengamatan z opóźnieniem ke-k sedangkan PACF merupakan pengukuran korelasi antara pengamatan z opóźnieniem ke-k dan z mengontrol korelasi anttara dua pengamatan z opóźnieniem kurang dari k. atau dengan kata lain, PACF adalah korelasi antara yt dan yt-k setelah menghilangkan efek yt yang terletak diatara kedua pengamatan tersebut. 2. Parametr Pendugaan Pada tahap ini tidak akan dijelaskan secara teori bagaimana langkah-langkah menduga parameter. Mungkin teman-teman bisa mencari di referensi. Dalam menduga parameter ini sangatlah susah kalau dikerjakan secara manual. Sehingga diperlukanlah bantuan software-software. Sekwencyjne oprogramowanie do programowania sekcyjnego do analizy melakukowej ARIMA seperti SPSS, EViews dan Minitab. 3. Cek Diagnostik Setelah menduga parameter, langkah selajutnya adalah menguji model apakah modelnya sudah baik dla digunakan. Dla melihat model yang baik bisy dilihat dari residualnya. Jika residualnya biały szum, maka modelnya dapat dikatakan baik dan sebaliknya. Salah satu cara do melihat biały szum dapat diuji melalui korelogram ACF dan PACF dari pozostałości. Bila ACF dan PACF tidak signifikan, ini mengindikasikan pozostałości białego hałasu artinya modelnya sudah cocok. Selain itu dapat dilakukan z testu Ljung-Box dla mengetahui white noisenya. Apabila hipotesis awalnya diterima maka pozostałości memenuhi syarat biały hałas. Sebaliknya jika hipoteis awalnya ditolak maka pozostałości tidak biały hałas. Statistik uji Ljung-Box sebagai berikut: Dari hasi tersebut mungkin saja ada beberapa model yang baik digunakan. Sehingga langkah selanjutnya z memilih model terbaik z wskaźnikiem melihat beberapa lain, seperti AIC, SIC, R2adjusted 4. Prognozowanie Setelah ketiga tahap itu dilewati maka dapat dilakukan peramalan. Peramlan ini sesungguhnya merupakan penjabaran dari persamaan berdasarkan koefisien-koefisien yang didapat, sehingga kita dapat menetukan kondisi di masa yang akan datang. refrensi: Nachrowi Djalal Nachrowi dan Hardius Usman. ekonometrika dla analisis ekonomi dan keuangan. 2006. Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat. IPB. Model Box jenkins ARIMA 2006. Napisane przez: Nasrul Setiawan Terima kasih sudah membaca artikel Czas Serie z judulem Metode Box - Jenkins (ARIMA). Anda bisa zakładka halaman z adresem URL statistikceria. blogspot201712metode-box-jenkins-arima. html. Dodaj do ulubionych dane analityczne z metodą ARIMA dilakukan karena merupakan teknik dla mencari pola yang palący cocok dari sekelompok dane (dopasowanie krzywej), z demikian ARIMA memanfaatkan sepenuhnya dane masa lalu dan sekarang dla melakukan peramalan jangka pendek yang akurat (Sugiarto dan Harijono, 2000). ARIMA seringkali ditulis sebagai ARIMA (p, d, q) yang memiliki arti bahwa p adalah orde koefisien autokorelasi, d adalah orde jumlah diferensiasi yang dilakukan (hanya digunakan apabila data bersifat non-stasioner) (Sugiharto dan Harijono, 2000) dan q adalah orde dalam koefisien rata-rata bergerak (średnia krocząca). Peramalan z wzorem menggunakan ARIMA dapat dilakukan z rumem. II. Dane dotyczące danych statyfikatorów yang tidak stasioner memiliki rata-rata i varian yang tidak konstan sepanjang waktu. Dengan kata lain, secara ekstrim dane stasioner adalah dane yang tidak mengalami kenaikan dan penurunan. Selanjutnya regresi yang menggunakan dane yang tidak stasinger biasanya mengarah kepada regresi lancung. Permasalahan ini muncul diakibatkan oleh variabel (dependen dan independen) runtun waktu terdapat tren yang kuat (z powodu pergerakan yang menurun maupun meningkat). Adanya tren akan menghasilkan nilai R 2 yang tinggi, tetapi keterkaitan antar variabel akan rendah (Firmansyah, 2000). Model ARIMA mengasumsikan bahwa dane masukan harus stasioner. Apabila data masukan tidak stasioner perlu dilakukan penyesuaian dla menghasilkan data yang stasioner. Salah satu cara yang umum dipakai adalah metode pembedaan (differncing). Metode ini dilakukan den s cara mengurangi nilai data pada suatu periode z nilai data periode sebelumnya. Dla keperluan pengujian stasioneritas, dapat dilakukan z beberapa metode seperti funkcja autokorelacji (korelogram), uji akar-akar unit dan derajat integrasi. za. Pengujian stasioneritas berdasarkan correlogram Suatu pengujian sederhana terhadap stasioneritas dane adalah z menggunakan fungsi koefisien autokorelasi (funkcja autokorelacji ACF). Koefisien ini menunjukkan keeratan hubungan antara nilai variabel yang sama tetapi pada waktu yang berbeda. Korelogram merupakan peta grafik dari nilai ACF pada berbagai lag. Secara matematis rumus koefisien autokorelasi adalah (Sugiharto dan Harijono, 2000: 183). For menentukan apakah nilai koefisien autokorelasi berbeda secara statistik dari nol dilakukan sebuah pengujian. Suu runtun waktu dikatakan stasioner atau menunjukkan kesalahan losowy adalah jika koefisien autokorelasi dla semua lag secara statistik tidak berbeda signifikan dari nol atau berbeda dari nol hanya untuk berberapa lag didepan. Dla standardu standardu kesalahan z rumem. Dimana n menunjukkan jumlah observasi. Z interwałem kepercayaan yang dipilih, misalnya 95 persen, maka batas signifikansi koefisien autokorelasi adalah. Suatu koefisien autokorelasi disimpulkan tidak berbeda secara signifikan dari nol apabila nilainya berada diantara rentang tersebut dan sebaliknya. Dopuszczalne są duże różnice między poszczególnymi liniami, duże różnice między wartościami, yang i inne zakłócenia mogą powodować utratę wartości przez jeden okres. III. Tahapan Metode ARIMA Metode ARIMA menggunakan pendekatan iteratif dalam mengidentifikasi suatu model yang palący tepat dari model berbagai yang ada. Model sementara yang telah dipilih diuji lagi z historią danych dla mekich apakah model sementara yang terbentuk tersebut sudah memadai atau belum. Model sudah dianggap memadai apabila rezydualna (selisih hasil peramalan z danymi historycznymi) terdistribusi secara acak, kecil dan independen satu sama lain. Langkah-langkah penerapan metode ARIMA secara berturut-turur adalah. model identifikasi, model parametru estymacyjnego, sprawdzenie diagnostyczne. dan peramalan (prognozowanie). za. Identifikasi model Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa model ARIMA hanya dapat diterapkan dla deret waktu yang stasioner. Oleh karena itu, pertama kali yang harus dilakukan adalah menyelidiki apakah danych yang kita gunakan sudah stasioner atau belum. Dane Jika tidak stasioner, yang perlu dilakukan adalah memeriksa pada pembedaan beberapa dane akan stasioner, yaitu menentukan berapa nilai d. Próby ini dapat dilakukan z menggunakan koefisien ACF (funkcja autokorelacji), atau uji akar-akar unit (unit roots test) dan derajat integrasi. Jika data sudah stasinger sehingga tidak dilakukan pembedaan terhadap data runtun waktu maka d diberi nilai 0. Disamping menentukan d, pada tahap ini juga ditentukan berapa jumlah nilai lag residual (q) dan nilai lag dependen (p) yang digunakan dalam model. Aby uzyskać więcej informacji, należy zapoznać się z treścią rozdziału: dan p adalah ACF dan PACF (Częściowa korelacja automatyczna Funtion Koefisien Autokorelasi Parsial), dan korelogram yang menunjukkan fabuła nilai ACF dan PACF opóźnienie terhadapu. Koefisien autokorelasi parsial mengukur tingkat keeratan hubungan antara X t dan X t-k sedangkan pengaruh dari czas lab 1,2,3,8230, k-1 dianggap konstan. Zależne od kata lain, koefisien autokorelasi parsial mengukur derajat hubungan antara nilai-nilai sekarang den nilai-nilai sebelumnya (do czasu opóźnienia tertentu), sedangkan pengaruh nilai variabel time lab yang lain dianggap konstan. Secara matematis, koefisien autokorelasi parsial berorde m didefinisikan sebagai koefisien autoregressive terakhir dari model AR (m). Setelah menetapkan model sementara dari hasil identifikasi, yaitu menentukan nilai p, d, dan q, langkah berikutnya adalah melakukan estimasi paramater autoregressive dan moving average yang tercakup dalam model (Firmansyah, 2000). Jika teridentifikasi proses AR murni maka parametr dapat diestimasi z menggunakan kuadrat terkecil (najmniejszy kwadrat). Jika sebuah pola MA diidentifikasi maka maksymalne prawdopodobieństwo atau estimasi kuadrat terkecil, keduanya membutuhkan metode optimisasi non-linier (Griffiths, 1993), hal ini terjadi karena adanya unsur moving average yang menyebabkan ketidak linieran parameter (Firmansyah, 2000). Namun, saat sudah tersedia berbagai piranti lunak statistik yang mampu menangani perhitungan tersebut sehingga kita tidak perlu khawatir mengenai estimasi matematis. Setelah melakukan estimasi dan mendapatkan penduga paramater, agar model sementara dapat digunakan dla peramalan, perlu dilakukan uji kelayakan terhadap model tersebut. Tahap ini disebut diagnostyczne sprawdzenie. dimana pada tahap ini diuji apakah spesifikasi model sudah benar atau belum. Pengujian kelayanan ini dapat dilakukan den beberapa cara. (1) Setelah estimasi dilakukan, maka nilai residual dapat ditentukan. Jika nilai-nilai koefisien autokorelasi pozostałe do berbagi time lag tidak berbeda secara signifikan dari nol, model dianggap memadai dla dipakai sebagai model peramalan. (2) Menggunakan statistik Box-Pierce Q, yang dihitung z formułą. (3) Menggunakan varian dari statistik Box-Pierce Q, yaitu statistik Ljung-Box (LB), yang dapat dihitung dengan. Sama seperti Q statistik, statistik LB mendekati c 2 kritis dengan derajat kebebasan m. Jika statistik LB lebih kecil dari nilai c 2 kritis, maka semua koefisien autokorelasi dianggap tidak berbeda dari nol, atau model telah dispesifikasikan dengan. Statistik LB dianggap lebih unggul secara statistik daripada Q statistik dalam menjelaskan sample kecil. (4) Menggunakan t statistik for menguji apakah koefisien model secara individu berbeda dari nol. Zmieniające się wartości są znaczące dla poszczególnych jednostek, które są zmienne, które mają duży rozmiar, które mogą powodować błędy w modelu lain kemudian diduga dan diuji. Jika model sementara yang dipilih belum lolos uji diagnostik, maka proses pembentukan model diulang kembali. Menemukan model ARIMA yang terbaik merupakan tworzy iteratif. re. Peramalan (prognozy) Setelah model terbaik diperoleh, selanjutnya peramalan dapat dilakukan. Dalam berbagai kasus, peramalan z metode ini lebih dipercaya daripada peramalan yang dilakukan z modelu ekonometri tradisional. Namun, hal ini tentu saja perlu dipelajari lebih lanjut oleh para peneliti yang tertarik menggunakan metode serupa. Berdasarkan ciri yang dimilikinya, model runtun waktu seperti ini lebih cocok do peramalan z jangkauan sangat pendek, sementara model structural lebih cocok do peramalan z jangkauan panjang (Mulyono, 2000 dalam Firmansyah, 2000)

No comments:

Post a Comment